3 Amalan yang paling dicintai Alloh
0 menit baca
Banyumas24jam -
Dari Abu Amr Asy-Syaibâni berkata, “Pemilik rumah ini telah menceritakan kepadaku – sambil menunjuk rumah Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ta'ala'anhu dengan tangannya, ia berkata, 'Aku bertanya kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Amalan apakah yang paling dicintai Allâh?’ Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Shalat pada waktunya (sholat wajib 5 waktu)." Aku (Abdullah bin Mas’ud) mengatakan, 'Kemudian apa lagi?' Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, "Berbakti kepada dua orang tua." Aku bertanya lagi, 'Lalu apa lagi?' Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Jihad di jalan Allâh." (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad, dan Nasai).
Allah Ta’ala berfirman,
Para ulama sepakat bahwa yang paling afdhol adalah mengerjakan shalat di awal waktunya. Terutama bagi laki-laki sholat berjamaah di masjid. Karena menurut mazhab hanabilah (Imam Ahmad) hukumnya wajib. Para ‘ulama Saudi mengatakan bahwa jika seseorang laki-laki tidak berjamaah maka dia berdosa, tapi sholat sendiriannya tetep sah.
Sedangkan menurut mazhab imam as syafi’i hukumnya Fardu kifayah. Tetapi Imam Syafii mengatakan tidak suka bagi siapapun yang meninggalkan sholat jamaah meskipun sholat jamaahnya hanya dihadiri anggota keluarga dan hanya di rumah saja.
Terlepas dari 2 pendapat ini tentunya diharapkan kita tetap sholat berjama’ah karena Rasulullah shollalohu 'alaihi wassalam bersabda artinya: "Sholat berjamaah lebih utama 27 derajat daripada sholat sendirian". (HR Bukhari)
Terkait sholat diawal waktu, ada dua keadaan diperbolehkannya dilakukan diakhir waktu.
Hukum meninggalkan sholat 5 waktu
Mungkin kita banyak menjumpai orang yang meninggalkan sholat 5 waktu. Ibnu Qayyim Al Jauziyah rahimahullah mengatakan, "Kaum muslimin bersepakat bahwa meninggalkan shalat lima waktu dengan sengaja adalah dosa besar yang paling besar dan dosanya lebih besar dari dosa membunuh, merampas harta orang lain, berzina, mencuri, dan minum minuman keras. Orang yang meninggalkannya akan mendapat hukuman dan kemurkaan Allah serta mendapatkan kehinaan di dunia dan akhirat." (Ash Sholah, hal. 7)
Dinukil oleh Adz Dzahabi dalam Al Kaba’ir, Ibnu Hazm rahimahullah berkata, "Tidak ada dosa setelah kejelekan yang paling besar daripada dosa meninggalkan shalat hingga keluar waktunya dan membunuh seorang mukmin tanpa alasan yang bisa dibenarkan." (Al Kaba'ir, hal. 25)
Asy Syaukani rahimahullah mengatakan bahwa tidak ada beda pendapat di antara kaum muslimin tentang kafirnya orang yang meninggalkan shalat karena mengingkari kewajibannya. Namun apabila meninggalkan shalat karena malas dan tetap meyakini shalat lima waktu itu wajib -sebagaimana kondisi sebagian besar kaum muslimin saat ini-, maka dalam hal ini ada perbedaan pendapat (Lihat Nailul Author, 1/369).
Meninggalkan sholat 5 waktu biasanya dalam 2 keadaan. Yang pertama meninggalkan karena males, sibuk dll tapi masih meyakini hukumnya. Yang Kedua meninggalkan sholat karena tidak meyakini itu wajib. Syekh bin baz rahimahullah beliau berpendapat meninggalkan sholat hukumnya kafir dalam semua keadaan. Sedangkan syekh al albani rahimahullah berpendapat sebaliknya.
Birull walidain terbagi dalam 2 keadaan:
Yang pertama saat orang tua masih hidup dan yang kedua saat orangtua sudah meninggal dunia.
Beberapa bentuk birrul walidain atau berbakti kepada kedua orang tua saat orangtua masih hidup antara lain:
Kemudian beberapa bentuk birrul walidain atau berbakti kepada kedua orang tua saat orangtua sudah meninggal:
Birulwalidain Ketika orangtua sakit menurut realita:
Karena Menurut para 'ulama, Jihad ada 3 macam:
Rasulullah shollalahu 'alaihi wassalam bersabda "Pokoknya perkara adalah Islam, tiangnya adalah shalat, dan puncaknya adalah jihad fii sabiilillaah."(HR. Ahmad)
Rasulullah shollalahu 'alaihi wassalam bersabda "Orang yang menjaga di tapal batas[12] sehari semalam lebih baik dari puasa dan shalat malam selama sebulan. Dan jika ia mati, maka mengalirlah (pahala) amal yang biasa ia kerjakan, diberikan rizkinya, dan dia dilindungi dari adzab (siksa) kubur dan fitnahnya."(HR. Muslim)
Rasulullah shollalahu 'alaihi wassalam bersabda "Wajib atas kalian berjihad di jalan Allah Azza wa Jalla, karena sesungguhnya jihad di jalan Allâh itu merupakan salah satu pintu dari pintu-pintu Surga, Allah akan menghilangkan dengannya dari kesedihan dan kesusahan.(Shahih: HR. al-Hakim)
Shahabat 'Abdullah bin 'Umar Radhiyallahu anhuma berkata, "Seutama-utama amal sesudah shalat adalah jihad di jalan Allâh Azza wa Jalla." (HR. Ahmad)
1. Sholat Tepat Pada Waktunya
Kata para 'ulama dalam hadist ini yang yang dimaksud sholat tepat pada waktunya adalah tidak mengerjakan sholat di luar waktu yang ditentukan, kecuali ada udzur.Allah Ta’ala berfirman,
Ø¥ِÙ†َّ الصَّÙ„َاةَ Ùƒَانَتْ عَÙ„َÙ‰ الْÙ…ُؤْÙ…ِÙ†ِينَ Ùƒِتَابًا Ù…َّÙˆْÙ‚ُوتًا
"Sesungguhnya shalat memiliki waktu yang telah ditetapkan bagi orang beriman." (QS. An Nisaa': 103)Para ulama sepakat bahwa yang paling afdhol adalah mengerjakan shalat di awal waktunya. Terutama bagi laki-laki sholat berjamaah di masjid. Karena menurut mazhab hanabilah (Imam Ahmad) hukumnya wajib. Para ‘ulama Saudi mengatakan bahwa jika seseorang laki-laki tidak berjamaah maka dia berdosa, tapi sholat sendiriannya tetep sah.
Sedangkan menurut mazhab imam as syafi’i hukumnya Fardu kifayah. Tetapi Imam Syafii mengatakan tidak suka bagi siapapun yang meninggalkan sholat jamaah meskipun sholat jamaahnya hanya dihadiri anggota keluarga dan hanya di rumah saja.
Terlepas dari 2 pendapat ini tentunya diharapkan kita tetap sholat berjama’ah karena Rasulullah shollalohu 'alaihi wassalam bersabda artinya: "Sholat berjamaah lebih utama 27 derajat daripada sholat sendirian". (HR Bukhari)
Terkait sholat diawal waktu, ada dua keadaan diperbolehkannya dilakukan diakhir waktu.
- Shalat Isya' - menurut jumhur atau mayoritas ulama - disyariatkan diakhirkan. Ini ditujukan bagi orang yang shalat sendirian atau mereka yang berjamaah namun atas kesepakatan mereka, yaitu diakhirkan hingga akhir 1/3 malam pertama atau sebelum pertengahan malam.
- Shalat Zhuhur ketika cuaca begitu panas, disunnahkan untuk diakhirkan hingga cuaca tidak terlalu panas, yang penting sebelum masuk waktu 'Ashar.
Hukum meninggalkan sholat 5 waktu
Mungkin kita banyak menjumpai orang yang meninggalkan sholat 5 waktu. Ibnu Qayyim Al Jauziyah rahimahullah mengatakan, "Kaum muslimin bersepakat bahwa meninggalkan shalat lima waktu dengan sengaja adalah dosa besar yang paling besar dan dosanya lebih besar dari dosa membunuh, merampas harta orang lain, berzina, mencuri, dan minum minuman keras. Orang yang meninggalkannya akan mendapat hukuman dan kemurkaan Allah serta mendapatkan kehinaan di dunia dan akhirat." (Ash Sholah, hal. 7)
Dinukil oleh Adz Dzahabi dalam Al Kaba’ir, Ibnu Hazm rahimahullah berkata, "Tidak ada dosa setelah kejelekan yang paling besar daripada dosa meninggalkan shalat hingga keluar waktunya dan membunuh seorang mukmin tanpa alasan yang bisa dibenarkan." (Al Kaba'ir, hal. 25)
Asy Syaukani rahimahullah mengatakan bahwa tidak ada beda pendapat di antara kaum muslimin tentang kafirnya orang yang meninggalkan shalat karena mengingkari kewajibannya. Namun apabila meninggalkan shalat karena malas dan tetap meyakini shalat lima waktu itu wajib -sebagaimana kondisi sebagian besar kaum muslimin saat ini-, maka dalam hal ini ada perbedaan pendapat (Lihat Nailul Author, 1/369).
Meninggalkan sholat 5 waktu biasanya dalam 2 keadaan. Yang pertama meninggalkan karena males, sibuk dll tapi masih meyakini hukumnya. Yang Kedua meninggalkan sholat karena tidak meyakini itu wajib. Syekh bin baz rahimahullah beliau berpendapat meninggalkan sholat hukumnya kafir dalam semua keadaan. Sedangkan syekh al albani rahimahullah berpendapat sebaliknya.
2. Berbakti Kepada Kedua Orangtua
Birrul walidain adalah hal yang diperintahkan dalam agama. Oleh karena itu bagi seorang muslim, berbuat baik dan berbakti kepada orang tua bukan sekedar memenuhi tuntunan norma susila dan norma kesopanan, namun yang utama adalah dalam rangka menaati perintah Allah Ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam. Allah ta'ala berfirman:Ùˆَاعْبُدُوا اللَّÙ‡َ ÙˆَÙ„َا تُØ´ْرِÙƒُوا بِÙ‡ِ Ø´َÙŠْئًا ÙˆَبِالْÙˆَالِدَÙŠْÙ†ِ Ø¥ِØْسَانًا
"Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua" (QS. An Nisa: 36).Birull walidain terbagi dalam 2 keadaan:
Yang pertama saat orang tua masih hidup dan yang kedua saat orangtua sudah meninggal dunia.
Beberapa bentuk birrul walidain atau berbakti kepada kedua orang tua saat orangtua masih hidup antara lain:
- Berbakti dan berbuat baik: Berkhidmat kepada keduanya, taat pada perintahnya (selama bukan maksiat), dan menyayangi mereka.
- Menjaga lisan: Tidak mengucapkan kata-kata kasar, seperti membentak atau menyakiti hati mereka.
- Menjaga etika: Menjaga sopan santun dalam ucapan dan perbuatan sehari-hari.
- Meringankan beban: Membantu meringankan pekerjaan mereka dengan melakukan hal-hal seperti membersihkan rumah.
- Berprestasi: Berusaha menjadi anak yang berprestasi sebagai wujud kebanggaan dan kebahagiaan bagi mereka.
Kemudian beberapa bentuk birrul walidain atau berbakti kepada kedua orang tua saat orangtua sudah meninggal:
- Mendo'akan dan memohon ampunan: Berdoa untuk memohon rahmat dan ampunan Allah SWT bagi kedua orang tua adalah salah satu bentuk bakti yang paling mendasar dan tidak pernah terputus pahalanya. Membacakan ayat Al-Qur'an juga merupakan cara doa yang sampai kepada mereka.
- Menunaikan janji dan wasiat: Melunasi hutang, menjalankan nadzar (janji kepada Allah), serta menunaikan wasiat orang tua yang belum terpenuhi adalah kewajiban yang harus dilaksanakan.
- Menjalin silaturahmi: Menyambung tali silaturahmi dengan kerabat, keluarga besar, serta memuliakan teman-teman dekat orang tua adalah bentuk bakti yang penting.
- Bersedekah atas nama orang tua: Melakukan sedekah, wakaf, atau amal jariyah lain dan pahalanya dihadiahkan untuk kedua orang tua.
- Melanjutkan kebaikan: Melanjutkan kebaikan-kebaikan yang pernah dirintis atau dirutinkan oleh orang tua.
- Mengajukan haji atau umrah: Menghajikan atau mengumrahkan orang tua, asalkan anak tersebut sudah melakukan haji atau umrah untuk dirinya sendiri terlebih dahulu.
Birulwalidain Ketika orangtua sakit menurut realita:
- Berd'oa agar di beri taufik oleh Alloh agar diberi kesabaran dan keihklasan untuk merawat orangtua yang sakit
- Banyak kita beristighfar dan taubat, karena sehebat-hebatnya kita, pastinya tidak akan pernah sempurna merawat orangtua yang sakit
- Banyak memohon maaf kepada orangtua yang kita rawat, karena tidaklah mungkin kita bisa merawat orang tua secara sempurna, pastilah banyak kesalahan baik dari lisan dan dari perbuatan
3. Jihad Fisabilillah atau Jihad di Jalan Alloh
Dalam konteks hadist ini Adalah jihad dalam hal perang melawan orang kafir atau perang secara fisik. Tapi di zaman sekarang mungkin belum ada atau tidak ada perang secara fisik dengan orang kafir. Tapi tentunya para 'ulama mengatakan jihad itu sebenarnya punya lingkup yang lebih luas.Karena Menurut para 'ulama, Jihad ada 3 macam:
- Jihad melawan musuh yang nyata.
- Jihad melawan setan.
- Jihad melawan hawa nafsu.
Rasulullah shollalahu 'alaihi wassalam bersabda "Pokoknya perkara adalah Islam, tiangnya adalah shalat, dan puncaknya adalah jihad fii sabiilillaah."(HR. Ahmad)
Rasulullah shollalahu 'alaihi wassalam bersabda "Orang yang menjaga di tapal batas[12] sehari semalam lebih baik dari puasa dan shalat malam selama sebulan. Dan jika ia mati, maka mengalirlah (pahala) amal yang biasa ia kerjakan, diberikan rizkinya, dan dia dilindungi dari adzab (siksa) kubur dan fitnahnya."(HR. Muslim)
Rasulullah shollalahu 'alaihi wassalam bersabda "Wajib atas kalian berjihad di jalan Allah Azza wa Jalla, karena sesungguhnya jihad di jalan Allâh itu merupakan salah satu pintu dari pintu-pintu Surga, Allah akan menghilangkan dengannya dari kesedihan dan kesusahan.(Shahih: HR. al-Hakim)
Shahabat 'Abdullah bin 'Umar Radhiyallahu anhuma berkata, "Seutama-utama amal sesudah shalat adalah jihad di jalan Allâh Azza wa Jalla." (HR. Ahmad)
Jihad Kontemporer
- Jihad diri sendiri: Berjuang melawan hawa nafsu, menahan amarah, dan menghindari godaan dosa seperti alkohol, demi meraih kesempurnaan iman.
- Jihad sosial dan ekonomi: Berjuang untuk membantu orang lain yang membutuhkan, terutama fakir miskin, dengan memberikan harta dan kontribusi lainnya.
- Jihad intelektual dan dakwah: Berjuang melalui pendidikan berkualitas untuk mencetak generasi yang cerdas dan berakhlak mulia, serta menyebarkan ajaran Islam secara damai dan bijak.
- Jihad keluarga: Berjuang dalam keluarga, salah satunya adalah dengan berbakti kepada orang tua yang memiliki kedudukan sangat tinggi dalam Islam.
- Jihad melawan keburukan: Berjuang untuk mencegah kemungkaran dan keburukan, serta terus melakukan kebaikan di mana pun dan kapan pun.
