Notification

×

Iklan

Iklan

Sejarah Sidang Isbat di Indonesia

Rabu, 08 Maret 2023 | Maret 08, 2023 WIB Last Updated 2023-03-21T13:49:36Z
Foto : LAPAN

Banyumas24jam - setiap awal ramadhan dan awal bulan syawal pemerintah selalu melakukan sidang isbat di kementrian Agama. Sidang isbat melibatkan perwakilan ormas-ormas islam di Seluruh Indonesia, para ahli astronomi dan para 'ulama. Sidang akan diawali dengan pemaparan mengenai posisi hilal atau bulan pada petang hari di sejumlah daerah oleh anggota Badan Hisab Rukyat Kementerian Agama RI dari Planetarium.

Dalam sidang isbat pemerintah juga mengumpulkan berbagai data dari orang yang melakukan rukyatul hilal di masing-masing tempat yang ditunjuk oleh Kementrian Agama. Kemudian data itu akan didiskusikan dalam sidang isbat guna untuk mengambil keputusan penentuan awal bulan ramadhan, awal bulan syawal dan Bulan dzulhijjah.

Setelah ada keputusan dari berbagai pihak, kemudian pemerintah melalui Kementrian Agama akan mengumumkan hasil sidang isbat yang disiarkan di televisi atau media online di seluruh Indonesia. Hasil sidang isbat sifatnya tidak mengikat, yang artinya boleh saja ormas atau kelompok islam boleh saja berbeda dalam penentuan dan cara menentukan awal bulan ramadhan, awal bulan syawal dan Bulan dzulhijjah.

Sidang isbat Ramadhan, Idul Fitri, dan Idul Adha diselenggarakan oleh pemerintah sejak tahun 1950 dengan tujuan menetapkan hari pertama Bulan Ramadhan, Syawal, dan tanggal 10 Dzulhijjah. Pada awal penyelenggaraannya, sidang ini hanya sederhana dengan didasarkan fatwa para ulama bahwa negara punya hak untuk menentukan datangnya hari-hari tersebut. Kemudian mulai tahun 1972, Badan Hisab Rukyat (BHR) mulai dibentuk di bawah Kementerian Agama. Di dalamnya terdapat para ahli, ulama dan ahli astronomi, yang tugas intinya memberikan informasi, memberikan data kepada Menteri Agama tentang awal bulan Ramadan, Syawal, dan Dzulhijjah. (Wikipedia)

Berbagai organisasi massa dan aliran tertentu biasanya memiliki cara penghitungan atau penetapan yang berbeda-beda, sehingga tetap saja meyakini hari suci yang berbeda dengan yang telah ditetapkan dalam sidang isbat. Perbedaan ini telah sering terjadi di Indonesia dan menyebabkan perbedaan pelaksanaan hari pertama puasa, Salat Idul Fitri, dan Salat Idul Adha. Muhammadiyah adalah salah satu organisasi massa yang sering disorot karena perbedaan ini. Akhirnya sejak tahun 2012, Muhammadiyah tidak lagi bersedia menghadiri sidang ini walaupun mendapat undangan. Biasanya, Muhammadiyah, Satariyah di Medan, Naqsyabandiyah, dan An Nasir dari Sulawesi Selatan adalah pihak yang sering mengambil sikap berbeda dari pemerintah. (Wikipedia)

Walaupun dalam penentuan awal bulan ramadhan dan awal bulan syawal kadang sering berbeda antara pemerintah dan beberapa orams islam di tanah air, tetapi hal tersebut jangan sampai menjadi masalah yang bisa memecah belah persatuan bangsa. Berbedanya penentuan harus disikapi dengan kepala dingin, karena masing-masing ormas islam mempunyai metode tersendiri dalam menentukan awal bulan ramadhan dan awal bulan syawal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

close