BREAKING NEWS

Tugu Poedjadi Djaring Bandajoeda Gunung Lurah, saksi sejarah perjuangan rakyat melawan Belanda

Diperbolehkan mengcopy dan menyebarkaluaskan gambar dari situs ini, dengan catatan mencantumkan sumbernya (banyumas24jam.com)

Banyumas24jam - Mungkin bagi warga daerah yang meliputi kecamatan cilongok timur, seperti gununglurah, desa rancamaya, desa sokawera pasti sudah sering melewati tugu ini.

Tugu yang diberi nama Poedjadi Djaring Bandajoeda atau lebih terkenal di masyarakat tugu Bandayuda berada di desa Gunung lurah kecamatan Cilongok.

Pembuatan tugu ini adalah bentuk apresiasi dari pemerintah atas perjuangan masyarakat melawan penjajah belanda pada tahun 1948.

Dikutip dari www.dinarpus.banyumaskab.go.id, pada tahun 1948 Di wilayah kaki Gunung Slamet tepatnya di Banyumas Pada Kecamatan Cilongok, Desa Gununglurah, menyimpan banyak histori perjuangan masyarakat setelah kemerdekaan Indonesia dalam melawan Belanda.

Walaupun pada saat itu Indonesia telah merdeka, Belanda masih melakukan patroli ke berbagai desa Salah satunya desa Gununglurah sehingga masyarakat desa tersebut merasa khawatir.

Pada saat warga melakukan aktifitas bertani, mereka melihat ada banyak tentara Belanda yang tengah melintas jembatan gantung yang dilalui rel kereta api menuju desa Gunung Lurah.

Kemudian para Petani lari pulang untuk melaporkan kepada tentara yang berada di Markas Kompi jika ada tentara Belanda ingin masuk ke desa Gunung Lurah.

Kemudian setelah mendapatkan laporan dari warga, para pejuang yang berada di Gunung Lurah kemudian bersiap untuk menyambut kedatangan dua regu pasukan Belanda yang sedang berpatroli.

Seluruh tentara sebanyak 250 Orang yang dipimpin oleh Komandan Kompi Poedjadi kemudian bersiap menyergap pasukan Belanda ditengah sawah. Beliau menggunakan taktik tapel kuda yaitu menjaring pasukan belanda supaya terkepung dan tidak bisa berkutik.

Komandan Kompi Poedjadi mempunyai peci berwarna merah hasil dari tirakat di Bandayuda. Konon, peci merah tersebut digunakan untuk memberikan instruksi kepada tentara untuk melawan pasukan Belanda.

Jika peci bergerak kearah kanan maka tentara Indonesia yang berada di sebelah kanan akan melakukan baku tembak untuk menyerang Belanda begitupun sebaliknya jika peci bergerak kearah sebelah kiri.

Akhirnya pasukan belanda dapat dikalahkan dan disisakan empat orang untuk membawa Jenasah pasukan Belanda yang telah kalah dalam peperangan yang kemudian dimasukkan ke dalam kereta.

Maka tempat terjadinya perang tersebut dibangunlah suatu tugu sebagai tanda perjuangan Komandan Kompi Poedjadi dalam melawan pasukan Belanda. Tugu tersebut dinamakan Monumen Palagan Poedjadi Djaring Bandajoeda.
Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Posting Komentar